Selasa, 07 Juni 2011

pelajaran ke sekian

kejadian kamar mandi minggu lalu membuatku berpikir ttg banyak hal.
1. aku mensyukuri hidupku yang sangat direncanakan dengan indah oleh Yang Maha Perencana
2. aku menyesali tindakanku bbrp waktu yang lalu yang bener2 ga ada syukurnya
3. ternyata, sekuat apapun perempuan itu, dia dalam posisi yang lemah
4. ada dan tiada adalah cobaan
ketidak berdayaan seorang sahabat (yang biasanya kokoh) terhadap tindakan pasangannya terhadapnya sungguh membuatku sedih. saat cinta hanya diukur dengan keberadaan anak. bukankah menikah itu ibadah yang menyatukan 2 hati, 2 pribadi, 2 keluarga. menyeimbangkan jiwa pelaku2nya. menghargai segala perbedaan yang ada. mengisi segala kekosongan dan kekurangan yang satu dengan kelebihan yang pasangannya.
anak adalah anugerah yang luar biasa. rahma.... dia bener2 mewarnai hidupku. aku mensyukurinya dengan sangat. dan aku ga bisa bayangin kalo sampe ga ketemu dia semalam aja.
tp keberadaan anak juga merupakan cobaan tersendiri. sejak hamil besar, aku dah susah berlama2 duduk untuk mengaji. setelah rahma lahir, dah susah berlama2 berdoa, karena dia keburu nangis minta ini dan itu (kalo dah gini, aku bener2 menikmati situasiku sebagai pekerja kantoran, soale aku jd bisa sholat dengan sante di kantor :p)
intinya..... ada dan tidak adanya anak adalah cobaan. jd menurutku, tidak perlu pasangan temenku itu membuat keputusan yang segitu menyakitkan. (aku bisa nulis begini ini apa karena kami dah punya anak yah :-?)
trus kemarin, saat aku mintol sahabat yang lain untuk ikut men'ceria'kan kembali hari2 sahabat yang terluka, terkuaklah luka yang beda lagi dari sahabat kedua.
dia sedang menanti bus-nya yang ga dateng2. dan selama itu, dia merasa selalu menjadi sungai, ember, laut ato apalah tempat pembuangan deh pokoke. padahal menurutku, dia adalah cahaya saat sahabat2nya terluka. dia mampu mendengarkan kami dengan baik. kami bisa mempercayainya dengan sangat.
di lain hal, menikah dan tidak menikah, 2-2nya adalah cobaan. saat seorang tidak menikah, dia memiliki hidupnya sendiri. mo puasa sering2 gpp. mo sholat lama2 gpp. tp setelah menikah, ada kepentingan lain yang perlu dipertimbangkan. memang kepentingan itu juga bernilai ibadah. tp kadang aku kehilangan masa2 berduaku dengan Allah.
aku tak menyesali pernikahanku dan rahma, tp jujur aja kadang2 aku kangen bener2 berdua dengan Allah :D

Tidak ada komentar: