Selasa, 08 November 2016

suatu malam di nabawi

Malam itu kami berkesempatan sholat di dalam masjid. sengaja kami datang lebih awal supaya dapat tempat yang enak. dan memang usaha kami tak sia-sia. kami dapat tempat yang enak di dekat tiang masjid.
tapi tempat yang enak itu makin tidak enak dengan makin banyaknya jamaah yang memaksa masuk ke dalam masjid. padahal jalur jalan kaki yang persis ada di depan kami juga sudah penuh. tiba-tiba, saat sholat baru saja akan dimulai, duduklah 2 orang india persis di depan kami. sekali lagi, padahal shaft sudah terisi penuh. otomatis kedua orang india tersebut tidak bisa sholat dengan baik. sujudnya pun tidak menghadap kiblat.
aku, yang awalnya merasa sangat terganggu dan bertekad tidak akan memberi mereka tempat, jadi iba. dalam sholatku, dalam hatiku, istighfar banyak2.
2 orang india itu, hanya memakai kain sari yang kucel. mereka tidak menggunakan jilbab seperti orang2 lainnya. apalagi mukena. bener2 cuma pake sari. mereka juga sudah berumur.
tapi bukankah mereka sampai disini, di masjid ini, di masjidnya rasulullah ini, atas seijinNya. pemilik masjid, pemilik bumi, pemilik alam semeste, pemilikku.
dan siapalah aku yang hendak tidak berbagi tempat dengan mereka. dan kalau mereka tidak sujud sesuai arah yang benar, apakah aku tidak menjadi bagian dari kesalahan arah itu?
istighfar tiada henti dalam hatiku.
setelah sholat, kami bertukar makanan. berusaha seramah yang mampu kulakukan, berharap Allah memaafkan aku. memaklumi kebodohanku. dan mengampuni kesombonganku.
alhamdulillah kedua india itu pindah tempat tanpa kami perlu bersitegang.

*awalnya teman2ku heran dengan perubahan sikapku. dari ga suka berubah jadi memulai berbagi makanan. tp mereka mengikutiku tanpa banyak bertanya. mereka juga berbagi makanan.
alhamdulillah.

*minggu2 ini aku sering merasa haru biru membaca tweet line maupun facebook. bagaimana bisa orang-orang dengan ilmu rata2 cenderung bodoh menghina para ulama yang sudah melanglang buana mendalami ilmu agama.

Tidak ada komentar: