Rabu, 19 Oktober 2011

gelombang patah hati di tempat halilintar diproduksi

yang aku rasakan.....
entah itu patah hati ato bukan, tp memang ada perasaan kehilangan.
jujur pas pertama denger DIS jd dirut PLN, ada keraguan disitu. apa bisa dia menghadapi gurita2 raksasa di PLN? apalg dia murni orang luar. ga cuma orang luar, dia bukan orang teknik. apa dia bisa menguasai para gurita ini.
aku selalu merasa PLN tuh kayak hutan rimba yang misterius dan banyak 'penghuni'nya. penghuni2 ini ada yang baik ada yang kaco *ini bahasa yang sangat diperhalus :D*.
nah, awalnya aku ga yakin pak DIS akan mampu menghadapi para penghuni ini, karena para penghuni ini, baik yang baik maupun yang kaco, kadang2 ada yang ga mau teritorinya diganggu mahluk asing. beberapa penghuni baik lebih memilih penghuni kaco drpd mahluk asing.
tp memang tak kenal maka tak sayang. keputusan bapak Presiden RI kali ini tepat.
DIS adalah pekerja keras.
no..no..no...
he's not just a hardworker, but he's a leader.
itu sudah dibuktikannya. meski penghuni hutan rimba belum sepenuhnya jadi penghuni baik, dan belum sepenuhnya menerima si mahluk asing, tp mereka tetap mengikuti si mahluk asing. begimana mo ga ngikut, secara.... dia ga cuma ngomong. tp kasih contoh. *ini sesuai dengan teori memulai dari diri sendiri, start with a man in the mirror*. dia turun sendiri ke lapangan, menolak segala protokoler, bersedia antri wudhu bersama pegawai lainnya, menolak rumdin dan mobdin, *secara.... dia dah kaya :p* tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi terutama keluarga, *semoga ini menjadi tradisi, amiin....*.
setelah waktu berjalan, yang aku rasakan adalah, inilah yang dibutuhkan PLN, inilah yang telah lama tidak dimiliki PLN, beginilah seorang leader yang seharusnya dimiliki PLN.
sebagai orang yang bekerja di bidang yang bukan di corebusiness PLN, aku sudah begitu sering menghadapi kekecewaan karena harus bekerja dengan toleransi tingkat tinggi. dengan sepak terjang DIS, ada harapan bahwa setelah acara byar pet ini teratasi, bidang-ku akan mendapat perhatian cukup. karena begitulah seharusnya jalan pikiran seorang visioner.
tapi, bapak Presiden RI yang telah mengenalkan kami dengan DIS, punya kebijakan lain. rupanya dia ingin DIS tidak hanya dimiliki PLN, dia ingin DIS dimiliki semua BUMN. sebenernya aku bisa memahami keputusan itu, tp karena aku bukan presiden, ditinggal DIS cukup menghempaskan harapanku untuk nantinya aku bisa bekerja dengan total.
sekarang harapanku adalah, semoga kami seberuntung Jawa Pos, yang dapat pengganti yang justru lebih keren daripada DIS. semoga keputusan bapak Presiden RI kali ini kembali tepat. semoga angin segar tetap berembus di PLN.

3 komentar:

Rona Nauli mengatakan...

amiin, semoga nanti kita dapat ganti yang jauhhhh lebih baik ya. kalo mau seberuntung jawa pos, berarti juga jauh lebih muda dan ganteng ya? gimana kalo asrul disuruh pindah aja gantiin bapaknya? wkwkwkwkw...

ah iya, Yan...sebagai pekerja di bidang non corebusiness-nya...berasa mengalami penuaan dini ya ini otak :p

ah, tapi ceumungudhhhh ahhhhh :p

dian mengatakan...

ron....
ceumungudhhhh tuh apa sih? *aku pake copas biar ga salah nulis :p*
eh memangnya bang asrul mau? ;;)
ga harus dia lah ron....
tp yang muda ganteng dan lebih baik itu yang penting :>
kalo aku sekarang bukan cuma penuaan dini ron. dah jadi mumi, kaku kena balsem :))

May mengatakan...

mengamini doa-doa diatas, semoga gantinya lebih baik.. *kalo dapet yg muda dan ganteng sih bonus namanya :p